Wringinputih Tourism Center - Banyak Desa di Kabupaten Banyuwangi yang Kepincut ingin menjadi Desa Wisata. Salah satunya adalah Desa Wringinputih yang ada di Kecamatan Muncar, di Ujung Timur Pulau Jawa. Desa Wringinputih sangat berpotensi menjadi Desa Wisata di Banyuwangi.
Lalu apa saja yang harus disiapkan agar Desa Wringinputih menjadi desa Wisata?
Pertama adalah harus memiliki obyek yang menarik. Salah satu Daya Tarik yang dimiliki adalah Desa harus memiliki obyek Wisata yang jarang atau tidak dimiliki oleh desa lain.
Contohnya adalah Desa Wringinputih sudah memiliki Konserservasi Mangrove terluas di Banyuwangi. Ada 3 obyek Konservasi mangrove yang ada di Desa Wringinputih; Dusun Kabatmantren dengan Pantai Cemara Cinta Kawangsari dan Eko Wisata Trekking/ Susur Mangrove, Dusun Krajan, yakni Pantai Gumuk Cinta sebagai Pusat Konservasi Mangrove, Wringinputih Mangrove Center (Wingrover). Ada Trekking ke dalam Mangrove, juga ada Wisata Susur Sungai Setail dengan menjelajahi sungai yang mengelilingi hutan Mangrove yang sangat lebat. dan Dusun Tegalpare juga melakukan Konservasi Mangrove di Pantai Taman Kili Kili yang berkonsep Konservasi dan Eko Wisata.
Dan yang tidak kalah menarik adalah Desa Wringinputih mempunyai Destinasi Wisata Kelas Dunia yaitu Teluk Banyu Biru. Teluk Banyu Biru saat ini sudah menjadi Ikon Banyuwangi sebagai destinasi Wisata Bahari, Snorking, Sunrise, Diving, Private Beach yang ada di Banyuwangi.
Kedua adalah Obyek Wisata harus gampang untuk diakses, mudah dijangkau. Dengan kemudahan akses menuju ke Obyek Wisata akan menjadikan para Wisatawan untuk datang, apalagi Wisatawan Asing, karena tidak semua Wisataan membawa kendaraan sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah Akomodasi, terutama Penginapan atau Homestay.
Ketiga adalah Situasi sosial kemasyarakatan yang ada di Desa. Bagaimana para Wisatawan yang datang harus merasa Nyaman, Dihargai dan selalu dibantu dalam hal apapun, terutama apa yang mereka butuhkan. Masyarakat desa harus memahami apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka. Harus ada sebagian masyarakat yang menjadi Pemandu (guide), tentang Sejarah Desa, Potensi Wisatanya, Kulinernya dan lain sebagainya.
Keempat adalah para Tamu atau Pengunjung merasa Aman. Konsep Desa Wisata harus memprioritaskan rasa Aman sebagai pelayanan utama. Wisatawan yang datang ke Desa pasti menginginkan kenyamanan dan keamanan ketika mereka berkunjung. Tindakan krimimal yang menimpa para pengunjung akan menjadi hal buruk bagi tempat yang dikunjungi. Warga desa harus selalu saling menjaga kenyamanan dan keamanan lingkungan tempat Wisata.
Kelima adalah promosi. Promosi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan Desa Wisata. Ini adalah cara ampuh agar adanya Desa Wisata cepat dikenal dan dikunjungi oleh para Wisatawan. Manfaatkan media promosi yang ada baik itu Media Sosial; Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan promosi dengan membuat Website atau Weblog ata Vlog. Media ini terbukti ampuh untuk promosi tanpa batas waktu, dan wilayah.
Keenam adalah Inovasi. Inovasi, hal ini kadang sering terabaikan. Para Pengelola Desa Wisata harus selalu berinovasi dalam mengelola Desa Wisata. Saat ini banyak Desa yang mengembangkan diri menjadi Desa Wisata dengan berbagai keunikan yang berbeda-beda. Dengan selalu berinovasi, para tamu yang datang tidak akan pernah bosan untuk datang lagi dan lagi. Bagaimana cara berinovasi?. Masyarakat Desa Wisata atau Pemerintah Desa dan seluruh Pelaku Pengelola Desa Wisata harus terbuka untuk bekerja sama dengan para ahli, Konsultan Wisata atau perguruan tinggi untuk menciptakan inovasi-inovasi baru berkenaan dengan Desa Wisata. (berdesa)
Wringinputih sebagai Model Desa Konservasi foto:TN Alas Purwo |
Pertama adalah harus memiliki obyek yang menarik. Salah satu Daya Tarik yang dimiliki adalah Desa harus memiliki obyek Wisata yang jarang atau tidak dimiliki oleh desa lain.
Contohnya adalah Desa Wringinputih sudah memiliki Konserservasi Mangrove terluas di Banyuwangi. Ada 3 obyek Konservasi mangrove yang ada di Desa Wringinputih; Dusun Kabatmantren dengan Pantai Cemara Cinta Kawangsari dan Eko Wisata Trekking/ Susur Mangrove, Dusun Krajan, yakni Pantai Gumuk Cinta sebagai Pusat Konservasi Mangrove, Wringinputih Mangrove Center (Wingrover). Ada Trekking ke dalam Mangrove, juga ada Wisata Susur Sungai Setail dengan menjelajahi sungai yang mengelilingi hutan Mangrove yang sangat lebat. dan Dusun Tegalpare juga melakukan Konservasi Mangrove di Pantai Taman Kili Kili yang berkonsep Konservasi dan Eko Wisata.
Dan yang tidak kalah menarik adalah Desa Wringinputih mempunyai Destinasi Wisata Kelas Dunia yaitu Teluk Banyu Biru. Teluk Banyu Biru saat ini sudah menjadi Ikon Banyuwangi sebagai destinasi Wisata Bahari, Snorking, Sunrise, Diving, Private Beach yang ada di Banyuwangi.
Kedua adalah Obyek Wisata harus gampang untuk diakses, mudah dijangkau. Dengan kemudahan akses menuju ke Obyek Wisata akan menjadikan para Wisatawan untuk datang, apalagi Wisatawan Asing, karena tidak semua Wisataan membawa kendaraan sendiri. Dan yang tidak kalah penting adalah Akomodasi, terutama Penginapan atau Homestay.
Ketiga adalah Situasi sosial kemasyarakatan yang ada di Desa. Bagaimana para Wisatawan yang datang harus merasa Nyaman, Dihargai dan selalu dibantu dalam hal apapun, terutama apa yang mereka butuhkan. Masyarakat desa harus memahami apa yang menjadi keinginan dan kebutuhan mereka. Harus ada sebagian masyarakat yang menjadi Pemandu (guide), tentang Sejarah Desa, Potensi Wisatanya, Kulinernya dan lain sebagainya.
Keempat adalah para Tamu atau Pengunjung merasa Aman. Konsep Desa Wisata harus memprioritaskan rasa Aman sebagai pelayanan utama. Wisatawan yang datang ke Desa pasti menginginkan kenyamanan dan keamanan ketika mereka berkunjung. Tindakan krimimal yang menimpa para pengunjung akan menjadi hal buruk bagi tempat yang dikunjungi. Warga desa harus selalu saling menjaga kenyamanan dan keamanan lingkungan tempat Wisata.
Kelima adalah promosi. Promosi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keberadaan Desa Wisata. Ini adalah cara ampuh agar adanya Desa Wisata cepat dikenal dan dikunjungi oleh para Wisatawan. Manfaatkan media promosi yang ada baik itu Media Sosial; Facebook, Twitter, Instagram, WhatsApp dan promosi dengan membuat Website atau Weblog ata Vlog. Media ini terbukti ampuh untuk promosi tanpa batas waktu, dan wilayah.
Keenam adalah Inovasi. Inovasi, hal ini kadang sering terabaikan. Para Pengelola Desa Wisata harus selalu berinovasi dalam mengelola Desa Wisata. Saat ini banyak Desa yang mengembangkan diri menjadi Desa Wisata dengan berbagai keunikan yang berbeda-beda. Dengan selalu berinovasi, para tamu yang datang tidak akan pernah bosan untuk datang lagi dan lagi. Bagaimana cara berinovasi?. Masyarakat Desa Wisata atau Pemerintah Desa dan seluruh Pelaku Pengelola Desa Wisata harus terbuka untuk bekerja sama dengan para ahli, Konsultan Wisata atau perguruan tinggi untuk menciptakan inovasi-inovasi baru berkenaan dengan Desa Wisata. (berdesa)
ConversionConversion EmoticonEmoticon